Kamis, 11 November 2010

Diare Pada Bayi

Pada bayi berumur kurang dari satu bulan, dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali sehari. Sedangkan untuk bayi di atas satu bulan, bila frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali. Banyak faktor penyebab pada anak, diantaranya infeksi pada saluran pencernaan, yang bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, atau oleh parasit seperti cacing, protozoa, atau jamur.

Karena kematian yang diakibatkan oleh diare lebih sering karena tubuh mengalami dehidrasi, yaitu gejala kekurangan cairan dan elektrolit, maka setiap orangtua harus mengenali tanda-tanda dehidrasi. Misalnya, anak memperlihatkan gejala kehausan, berat badan turun, dan elastisitas kulit berkurang. Ini bisa dilakukan dengan cara mencubit kulit dinding perut. Bila terjadi dehidrasi, maka kulit dinding perut akan lebih lama kembali pulih.

Selain itu, tanda-tanda yang perlu dikenali adalah mata dan ubun-ubun besar tampak cekung; selaput lendir bibir, mulut serta kulit tampak kering. Apabila terjadi gejala dehidrasi seperti itu, maka upaya yang disarankan adalah memberi si anak minum satu gelas air setiap kali buang air besar. Selain cairan oralit, pengobaan pertama bisa diberikan dengan larutan garam atau larutan air tajin dicampur garam.

Jika Anda masih beranggapan diare pada bayi lebih berbahaya ketimbang pada anak-anak yang lebih besar, sebaiknya buang jauh-jauh. Pola pikir seperti itu dapat menyesatkan dan berakibat gawat .

Kehilangan cairan dalam jumlah besar jika tak segala diganti akan berakibat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), dan berakibat fatal, baik pada bayi, anak-anak atau bahkan orang dewasa .

Lupakan anggapan jika bayi mencret dalam jumlah tak wajar, itu pertanda menjadi pintar! Mitos ini keliru. Saat ini, diare masih menjadi penyebab kematian pada bayi dan balita. Terutama pada peralihan musim, dimana diare jamak berkembang .

Anak dikatakan menderita diare jika buang air besar lebih dari 5-6 kali sehari. Namun tak selamanya mencret dikatakan diare. Misalnya pada bayi yang berusia kurang dari sebulan, yang bisa buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak.

Bagaimana diare yang perlu diwaspadai? Jika volume feses dalam jumlah banyak, sangat encer seperti air beras, berbau busuk, berlendir atau berdarah dan warnanya berubah, segera bawa bayi atau balita Anda ke dokter .

Apa tanda-tanda dehidrasi? Anak menunjukkan gejala kehausan, berat badan turun, elastisitas kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir pada bibir, mulut dan kulit tampak kering. Kalau anak menderita diare, beri minum segelas air dicampur garam atau cairan oralit habis buang air besar .

Tips penanganan diare pada bayi dan anak:

1. Pada bayi jangan sembarangan mengganti susu formula, apalagi kalau hanya termakan bujukan iklan. Mengganti susu sembarangan bisa jadi pencetus diare pada anak

2. Sebisa mungkin pertahankan ASI agar kekebalan tubuh bayi tetap optimal

3. Jika masih diare, hindari makanan yang sukar dicerna, seperti serat, lemak dan vitamin. Sebagai gantinya beri bubur, daging atau ikan halus, apel dan pisang. Boleh juga beri balita susu rendah lemak (susu formulasi khusus)

4. Beri minum sebanyak mungkin untuk menghindari dehidrasi, terutama larutan garam/oralit

5. Anak diberi obat diare. Salah satu contoh obat diare yang dapat menetralisir kuman atau racun di dalam saluran pencernaan yaitu kaolin dan pectin. Kaolin dan pectin ini bekerja pada usus besar untuk menyerap kuman atau racun yang terdapat di dalamnya

6. Jika keadaan tak segera membaik, segera bawa ke dokter untuk pertolongan lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar