Selasa, 31 Mei 2011

Hipotensi Orthostatik (2)

Penyebab Hipotensi Orthostatik (Orthostatic Hypotension)
Hipotensi orthostatik mempunyai banyak sebab-sebab yang potensial, beberapa mempengaruhi hanya satu bagian dari sistim yang mensuplai darah ke otak, dan yang lain-lain mempengaruhi dua atau tiga.
Kehilangan cairan didalam pembuluh-pembuluh darah adalah sebab yang paling umum untuk mengembangkan gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Cairan mungkin adalah air atau darah tergantung pada penyebabnya.
• Dehidrasi terjadi ketika pemasukan cairan tidak dapat menandingi jumlah cairan yang hilang oleh tubuh. Muntah, diare, demam, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (contohnya, kelelahan karena panas atau heat stroke) adala sebab-sebab yang umum seseorang kehilangan jumlah cairan yang signifikan. Diuretics atau pil-pil air yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi adalah juga penyebab lain dari jumlah cairan yang berkurang dalam tubuh.
• Kehilangan darah dan sebab-sebab lain dari anemia mengurangi jumlah sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen dalam aliran darah, dan ini mungkin menjurus pada gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Perdarahan mungkin timbul dari satu kejadian yang besar atau mungkin terjadi perlahan-lahan melalui periode waktu. Dengan perdarahan yang perlahan, tubuh mungkin mampu untuk mengkompensasi, menggantikan volume yang hilang dari sel-sel darah merah dengan air didalam aliran darah. Bagaimanpun, sesaat kemudian kehilangan dari kapasitas darah mengangkut oksigen akan menyebabkan gejala-gejala untuk berkembang. Sebagai tambahan pada kepeningan-kepeningan, mungkin ada kelemahan, sesak napas, atau nyeri dada.
• Obat-Obat yang mempengaruhi autonomic nervous system mungkin juga menyebabkan hipotensi orthostatik.
• Obat-obar Beta blocker seperti metoprolol (Inderal) menghalangi beta-adrenergic receptors dalam tubuh, mencegah jantung menjadi lebih cepat, mencegah jantung berkontraksi dengan kuat, dan membesarkan pembuluh-pembuluh darah. Semua ketiga efek-efek ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bereaksi pada perubahan-perubahn posisi. Disamping tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, obat-obat ini juga digunakan untuk kontrol sakit kepala dan pencegahan ketakutan.
• Sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan tadalafil (Cialis) memperbesar pembuluh-pembuluh darah, dan golongan obat ini mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Efeknya dapat diperbesar jika dikonsumsi dengan nitrates, obat-obat yang dignakan untuk merawat angina [contohnya, nitroglycerin (Nitrostat, Nitroquick, Nitrolingual, Nitro-Dur, Minitran, Nitro-Bid dan lain-lain), isosorbide mononitrate (Imdur, Ismo, Monoket)], alkohol, atau obat-obat nyeri narkotik.
• Obat-obat lain yang digunakan untuk kontrol tekanan darah tinggi mungkin adalah penyebab yang potensial dari hipotensi orthostatik, bahkan jika dikonsumsi seperti yang diresepkan.
• Hipotensi orthostatik adalah efek sampingan dari banyak obat-obat psychiatric, termasuk tricyclic antidepressants [amitriptyline (Endep, Elavil), nortriptyline (Pamelor, Aventyl), phenothiazines (Thorazine, Mellaril, Compazine), dan MAO inhibitors (Nardil, Parnate)
Vasovagal episode adalah kondisi yang mungkin terjadi ketika stimulus menyebabkan pengaktifan yang berlebihan dari parasympathetic system, memperlambat denyut jantung dan membesarkan/melebarkan pembuluh-pembuluh darah. Gejala-gejala dari kepeningan atau pingsan kemudian terjadi yang disebabkan oleh penurunan tekanan darah dan berkurangnya aliran darah ke otak. Stimulus mungkin adalah nyeri dari luka seperti patah tulang, atau mungkin ada pencetus psikologi, seperti mahasiswa kedokteran yang sedang melihat operasi yang pertama. Syaraf vagus yang menyebabkan respon ini mungkin juga pada beberapa kasus-kasus dicetuskan oleh buang air kecil (micturition syncope) atau oleh menekan keras waktu buang air besar.
Pasien-pasien dengan diabetes mungkin mengembangkan peripheral neuropathy yang dapat mempengaruhi syaraf-syaraf dari autonomic nervous system, dan sebagai akibatnya, mungkin mengembangkan hipotensi orthostatik. Begitu juga, pasien-pasien dengan diabetes yang terkontrol dengan buruk mempunyai potensi menjadi ter-dehidrasi (kekurangan cairan).
Beberapa pasien-pasien mungkin mengembangkan post-prandial lightheadedness, yang berarti bahwa gejala-gejala terjadi setelah makanan berat (banyak). Pada kasus ini, tubuh melebarkan pembuluh-pembuluh darah ke lambung dan usus untuk membantu pencernaan, meniggalkan lebih sedikit darah yang tersedia untuk mengalir ke otak.
Penyakit Addison, atau kekurangan adrenal, mungkin juga berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengkompensasi perubahan posisi.
Ada keanekaragaman dari sebab-sebab yang penyakit jantung mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Kelainan-kelainan dari sistim konduksi elektrik termasuk denyut-denyut jantung yang terlalu perlahan atau terlalu cepat (aritmia jantung) mungkin menyebabkan perubahan-perubahan pada tekanan darah. Pasien-pasien dengan penyakit-penyakit klep jantung, gagal jantung, dan serangan jantung mungkin semuanya mengalami hipotensi orthostatik.
Penyakit-penyakit dari sistim syaraf mungkin juga menyebabkan hipotensi orthostatik. Contoh-contoh termasuk Parkinsonism, amyloidosis, dan Shy-Drager Syndrome (atau multiple system atrophy).
Postural orthostatic tachycardia syndrome menggambarkan perasaan dari kepeningan, mual, kelelahan, dan kelemahan yang berhubungan dengan denyut jantung yang naik (lebih besar dari 120 detak per menit) yang mulai dalam 10 menit dari heads-up tilt table test. Seringkali terlihat pada perempuan-perempuan yang lebih muda antara umur 12 dan 50 tahun, dan mungkin ada hubungan dengan sindrom kelelahan yang kronis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar