Sulfonylureas
Menurut sejarah, peningkatan pengeluaran insulin oleh pankreas sudah menjadi area utama yang ditargetkan oleh obat-obat yang digunaka untuk merawat diabetes tipe 2. Obat-obat yang meningkatkan pengeluaran insulin termasuk pada suatu kelompok dari obat-obat yang disebut sulfonylureas. Sulfonylureas utamnya menurunkan tingkat-tingkat glukosa darah dengan meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas. Generasi-generasi tua dari obat ini termasuk chlorpropamide dan tolbutamide, dimana obat-obat yang lebih baru termasuk glyburide (DiaBeta), glipizide (Glucotrol), dan glimepiride (Amaryl). Obat-obat ini efektif dalam menurunkan gula darah secara cepat namun mempunyai risiko menyebabkan hypoglycemia (tingkat-tingkat gula darah yang abnormal rendah dan berbahaya). Sebagai tambahan, mereka adalah obat-obat yang mengandung sulfa dan harus dihindari oleh pasien-pasien yang alergi terhadap sulfa .
Meglitinides - repaglinide (Prandin) dan nateglinide (Starlix)
Kelompok dari obat-obat yang dikenal sebagai meglitinides adalah relatif baru. Meglitinides juga bekerja pada pankreas untuk mempromosikan pengeluaran insulin. Tidak seperti sulfonylureas yang mengikat pada reseptor-reseptor pada sel-sel yang memproduksi insulin, meglitinides bekerja melalui suatu kanal yang berbasis potassium yang terpisah pada permukaan sel. Tidak seperti sulfonylureas yang berlangsung lebih lama didalam tubuh, repaglinide (Prandin) dan nateglinide (Starlix) bekerjanya sangat singkat, dengan efek-efek puncaknya didalam satu jam. Untuk sebab ini, mereka diberikan sampai tiga kali per hari tepat sebelum makan. Karena obat-obat ini juga meningkatkan tingka-tingkat insulin yang bersirkulasi, mereka dapat menyebabkan hypoglycemia, namun literatur menyarankan ini kurang sering dari pada hypoglycemia yang terlihat dengan sulfonylureas.
Prandin
Pada suatu studi selama tiga bulan, repaglinide (Prandin) menurunkan nilai-nilai glukosa darah puasa sebesar 61 mg/dL dan nilai-nilai glukosa darah setelah makan sebesar 100 mg/dL. Karena Prandin bekerjanya singkat dan diberikan sebelum makan, itu terutama menguntungkan dalam menurunkan glukosa darah setelah makan dan tidak cenderung untuk menurunkan tingkat-tingkat glukosa puasa pada tingkat yang sama. Prandin telah digunakan dalam kombinasi dengan obat-obat lain, seperti metformin (Glucophage), dengan hasil-hasil yang mengesankan. Pada 83 pasien-pasien diabetes tipe 2, kontrol gula darah bertambah baik secara signifikan dengan penambahan Prandin pada Glucophage.
Prandin berinteraksi dengan obat-obat lain. Oleh karenanya, dokter harus sadar pada semua obat-obat lain yang sedang diminum oleh seorang pasien sebelum meresepkan Prandin. Dosis permulaan yang umum adalah 0.5mg sebelum setiap makan dan dapat ditingkatkan sampai 4mg. Dosis harian maksimum adalah 16mg. Prandin digunakan secara hati-hati pada orang-orang dengan kelainan-kelainan ginjal atau hati. Karena Prandin meningkatkan tingkat-tingkat insulin, ia mempunyai risiko yang menyebabkan gula-gula darah yang rendahnya abnormal. Gula-gula darah yang menetap rendah sekali dapat berakibat pada berkeringat, gemetar, bingung, dan dapat menjurus pada koma dan seizure. Sebagai tambahan, penggunaan dari Prandin telah dihubungkan dengan sakit kepala, sakit otot dan persendian, bersamaan dengan infeksi-infeksi sinus pada beberpa individu-individu. Obat ini jangan digunakan pada ibu-ibu yang hamil atau menyusui. Dosisnya mungkin perlu disesuaikan pada orang-orang tua, karena mereka mungkin memetabolisme (mengeliminasi) obat-obat pada tingkat yang lebih perlahan.
Starlix
Nateglinide (Starlix) pada dasarnya mempunyai profil efek-efek sampingan dan interaksi-interaksi yang sama seperti Prandin. Manfaat utama dari Starlix adalah bahwa dosis permulaan dari 120mg tidak perlu disesuaikan keatas, namun agak tetap konstan. Obat-obat ini juga relatif aman untuk digunakan pada orang-orang dengan fungsi ginjal yang terganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar