Minggu, 18 Mei 2014
Gangguan Pencernaan (11) Dyspepsia
DYSPEPSIA
(Gangguan Pencernaan)
Pendidikan
Adalah penting untuk mendidik pasien-pasien dengan dyspepsia tentang penyakit mereka, terutama sekali dengan menenteramkan hati mereka bahwa penyakitnya bukan ancaman yang serius pada kesehatan fisik mereka (walaupun mungkin pada kesehatan emosi mereka). Pasien-pasien perlu untuk mengerti mekanisme-mekanisme (penyebab-penyebab) untuk gejala-gejala. Yang paling penting, mereka perlu mengerti pendekatan medis pada persoalan dan sebab-sebab untuk setiap tes atau perawatan. Pendidikan mempersiapkan pasien-pasien untuk perjalanan yang berpotensi panjang (lama) dari diagnosis dan percobaan-percobaan perawatan. Pendidikan juga mungkin mencegah pasien-pasien menjadi mangsa dari dukun-dukun yang menawarkan perawatan-perawatan untuk dyspepsia yang tidak terbukti dan kemungkinan membahayakan. Banyak gejala-gejala dapat ditolerir jika ketakutan pasien tentang keseriusan gejala-gejala mereka dapat dihilangkan. Itu juga membantu pasien-pasien menangani gejala-gejala ketika mereka merasa bahwa segalanya yang harus dilakukan untuk mendiagnosa dan merawat, kenyataannya, sedang dilakukan. Kebenaran adalah bahwa orang-orang yang secara psikologi sehat dapat mentolerir sangat banyak ketidakenakan dan melanjutkan untuk memimpin kehidupan-kehidupan yang senang dan produktif.
Diet
Faktor-faktor diet (makanan) masih belum dipelajari secara baik pada perawatan dyspepsia. Meskipun demikian, pasien-pasien seringkali menghubungkan gejala-gejala mereka dengan makanan-makanan spesifik (seperti salad-salad dan lemak-lemak). Walaupun makanan-makanan spesifik mungkin memperburuk gejala-gejala dyspepsia, adalah jelas bahwa mereka bukanlah penyebab dari dyspepsia. Respon placebo yang umum pada kelainan-kelainan fungsional seperti dyspepsia juga mungkin menjelaskan perbaikan dari gejala-gejala pada beberapa orang-orang dengan eliminasi (penghapusan) makanan-makanan spesifik.
Makanan berserat seringkali direkomendasikan untuk pasien-pasien dengan IBS, namun serat masih belum dipelajari pada perawatan dyspepsia. Meskipun demikian, mungkin adalah layak untuk merawat pasien-pasien dengan dyspepsia dengan serat jika mereka juga mempunyai sembelit.
Ketidaktoleranan pada lactose (gula dalam susu) seringkali disalahkan untuk dyspepsia. Karena dyspepsia dan ketidaktoleranan lactose keduanya adalah umum, kedua kondisi-kondisi mungkin hidup bersama. Pada situasi ini, membatasi lactose akan memperbaiki gejala-gejala dari ketidaktoleranan lactose, namun tidak akan mempengaruhi gejala-gejala dyspepsia. Ketidaktoleranan lactose dengan mudah ditentukan oleh pengujian efek-efek lactose (pengujian pernapasan hidrogen) atau mencoba diet yang mengeliminasi lactose yang tegas/keras. Jika lactose ditentukan adalah bertanggung jawab untuk beberapa atau seluruh dari gejala-gejala, penghapusan (eliminasi) dari makanan-makanan yang mengandung lactose adalah tepat. Sayangnya, banyak pasien-pasien menghentikan meminum susu atau memakan makanan-makanan yang mengandung susu tanpa bukti-bukti yang baik bahwa itu memperbaiki gejala-gejala mereka. Ini seringkali merugikan pemasukan kalsium mereka.
Satu dari senyawa-senyawa makanan yang paling umum dikaitkan dengan gejala-gejala dyspepsia adalah lemak. Bukti ilmiah bahwa lemak menyebabkan dyspepsia adalah lemah. Kebanyakan dari pendukung adalah bersifat anekdot (tidak berdasarkan studi-studi ilmiah yang dilakukan dengan hati-hati). Meskipun demikian, lemak adalah satu dari pengaruh-pengaruh yang paling poten pada fungsi pencernaan. Ia cenderung memperlambat otot-otot pencernaan ketika ia menyebabkan otot-otot dari kantong empedu untuk berkontraksi. Oleh karenanya, adalah mungkin bahwa lemak mungkin memperburuk dyspepsia walaupun ia tidak menyebabkannya. Lagi pula, mengurangi pencernaan lemak mungkin menghilangkan gejala-gejala. Suatu diet rendah lemak yang tegas dapat dilaksanakan cukup mudah dan adalah berharga untuk dicoba. Sebagai tambahan, ada sebab-sebab lain yang berhubungan dengan kesehatan untuk mengurangi diet (makanan) yang berlemak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar