Minggu, 18 Mei 2014
Gangguan Pencernaan (7) Dyspepsia
DYSPEPSIA
(Gangguan Pencernaan)
Eksklusi Penyakit Yang Bukan Pencernaan
Pasien-pasien dengan dyspepsia seringkali menjalani ultrasonography (USG), computerized tomography (CT atau CAT scans), atau magnetic resonance imaging (MRI) perut. Tes-tes ini digunakan terutama untuk mendiagnosa penyakit-penyakit bukan usus. Meskipun tes-tes juga mampu untuk mendiagnosa penyakit-penyakit usus, nilai mereka untuk tujuan ini terbatas. X-ray dan endoskopi adalah lebih baik. Adalah penting untuk menyadari bahwa USG, CT, dan MRI adalah tes-tes yang kuat dan mungkin mengungkapkan kelainan-kelainan yang tidak berhubungan dengan dyspepsia. Contoh yang paling umum dari ini adalah penemuan batu-batu empedu yang, sesungguhnya, tidak menyebabkan gejala-gejala. Sampai dengan 50% dari batu-batu empedu tidak menyebabkan gejala-gejala. Ini dapat menyebabkan persoalan jika batu-batu empedu diasumsikan menyebabkan dyspepsia. Pengangkatan secara operasi dari kantong empedu dengan batu-batu empedunya (cholecystectomy) kemungkinan tidak menghilangkan dyspepsia. Cholecystectomy akan diharapkan menghilangkan hanya gejala-gejala karakteristik yang dapat disebabkan oleh batu-batu empedu. Tes-tes tambahan untuk mengeluarkan penyakit-penyakit bukan pencernaan mungkin tepat pada situasi-situasi spesifik yang tertentu, meskipun tentunya tidak pada kebanyakan pasien-pasien.
Eksklusi Penyakit Psikiatris (Jiwa)
Kemungkinan penyakit psikiatris (psikologi atau psikosomatik) seringkali timbul pada pasien-pasien dengan dyspepsia karena gejala-gejala adalah subyektif dan tidak ada kelainan-kelainan obyektif yang dapat diidentifikasikan. Penyakit psikiatris mungkin menyulitkan dyspepsia, namun tidak jelas jika penyakit psikiatris menyebabkan dyspepsia. Jika ada kemungkinan penyakit psikiatris, evaluasi psikiatris adalah tepat.
Tes-Tes Spesifik Dari Fungsi Gastrointestinal (Pencernaan)
Studi Kemampuan Pergerakan Kerongkongan
Kelainan-kelainan fungsional dari kerongkongan (esophagus) dapat diidentifikasikan dengan studi-studi kemampuan pergerakan kerongkongan atau esophageal motility studies (manometry). Untuk studi-studi ini, tabung yang merasakan tekanan ditelan dan ditempatkan didalam kerongkongan (esophagus). Kontraksi-kontraksi dari otot kerongkongan secara normal menyebabkan peningkatan tekanan didalam kerongkongan yang dapat diamati oleh kateter selama dan antara penelanan-penelanan air. Diantara kelainan-kelainan yang dapat dilihat adalah tekanan-tekanan yang abnormal tinggi atau abnormal rendah selama kontraksi-kontraksi yang berhubungan dengan menelan dan/atau selama kontraksi-kontraksi secara spontan yang tidak berkaitan dengan penelanan-penelanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar