Minggu, 18 Mei 2014

Gangguan Pencernaan (13) Dyspepsia

DYSPEPSIA (Gangguan Pencernaan) Perawatan-Perawatan Psikologi Perawatan-perawatan psikologi termasuk terapi teori tingkah laku (cognitive-behavioral therapy), hipnosis, psychodynamic atau interpersonal psychotherapy, dan manajemen relaksasi/stres. Sedikit studi-studi dari perawatan-perawatan psikologi telah dilaksanakan pada dyspepsia, walaupun lebih banyak studi-studi telah dilakukan pada IBS. Jadi, ada sedikit bukti ilmiah bahwa mereka adalah efektif pada IBS. Obat-Obat Promotility Satu dari teori-teori yang memimpin untuk penyebab dyspepsia adalah kelainan-kelainan dalam cara otot-otot pencernaan berfungsi. Fungsi dari otot-otot mungkin meningkat secara abnormal, berkurang secara abnormal, atau mungkin tidak terkoordinasi. Ada obat-obat, disebut smooth muscle relaxants, yang dapat mengurangi aktivitas dari otot-otot dan obat-obat lain yang dapat meningkatkan aktivitas otot-otot, disebut promotility drugs. Banyak dari gejala-gejala dyspepsia dapat dijelaskan berdasarkan pengurangan aktivitas dari otot-otot pencernaan yang berakibat pada pengangkutan (transit) yang lambat dari makanan melalui lambung dan usus kecil. Adalah jelas, seperti didiskusikan sebelumnya, bahwa ada penyebab-penyebab lain dari gejala-gejala ini sebagai tambahan pada transit yang lambat. Gejala-gejala semacam ini termasuk mual, muntah, dan kembung perut. Ketika transit terpengaruh secara berat/parah, penggelembungan perut (pembengkakan) juga mungkin terjadi dan dapat berakibat pada nyeri perut. Cepat kenyang kemungkinan bukanlah fungsi dari transit yang lambat karena ia terjadinya terlalu dini untuk transit yang lambat untuk mempunyai konsekwensi-konsekwensi. Secara teori, obat-obat yang mempercepat transit makanan seharusnya, pada paling sedikit beberapa pasien-pasien, menghilangkan gejala-gejala dyspepsia yang disebabkan oleh transit yang lambat. Jumlah dari obat-obat promotility yang tersedia untuk penggunaan secara klinik adalah terbatas. Studi-studi keefektifan mereka pada dyspepsia adalah bahkan lebih terbatas. Obat yang paling banyak dipelajari adalah cisapride (Propulsid), obat promotility yang telah ditarik dari pasar karena efek-efek sampingan cardiac (yang berhubungan dengan jantung) yang serius. Beberapa studi-studi yang sedikit dengan cisapride untuk dyspepsia adalah tidak konsisten dalam hasil-hasilnya. Beberapa studi-studi menunjukan manfaat-manfaat dimana yang lain-lain menunjukan tidak ada manfaat. Cisapride adalah efektif pada pasien-pasien dengan persoalan-persoalan pengosongan lambung yang berat/parah (gastroparesis) atau transit makanan lambat yang berat/parah melalui usus kecil (chronic intestinal pseudo-obstruction). Kedua penyakit ini mungkin atau tidak mungkin berhubungan dengan dyspepsia. Obat promotility lain yang tersedia adalah erythromycin, antibiotik yang menstimulasi otot halus (smooth muscle) pencernaan sebagai satu dari efek-efek sampingannya. Erythromycin digunakan untuk menstimulasi otot-otot halus (smooth muscles) dari saluran pencernaan pada dosis-dosis yang adalah lebih rendah daripada yang digunakan untuk merawat infeksi-infeksi. Tidak ada studi-studi dari erythromycin pada dyspepsia, namun erythromycin adalah efektif pada gastroparesis dan kemungkinan juga pada chronic intestinal pseudo-obstruction. Metoclopramide (Reglan) adalah obat promotility lain yang tersedia. Itu masih belum dipelajari, bagaimanapun, pada dyspepsia. Lebih dari itu, ia dikaitkan dengan beberapa efek-efek sampingan yang mengganggu. Oleh karenanya, ia mungkin bukan obat yang baik untuk menjalankan pengujian lebih jauh pada dyspepsia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar